Apabila kau terlalu rendah hati dan pemalas, belajarlah menjadi sombong.
Dunia ini sudah penuh sesak dengan kesombongan, jadi tidak perlulah kita melarikan diri dan mencari tempat yang aman dari kesombongan tersebut. Jadilah sombong...namun dengan satu syarat! Bersungguh-sungguhlah untuk dapat membuktikan kesombongan itu! Janganlah sesekali dirimu menyombongkan diri tanpa berusaha membuktikan kesombongan itu.
Pertolongan
Nasehat siapakah yang paling berpengaruh pada dirimu? Apakah dari orangtuamu? Gurumu? Nenekmu? Jika sudah kau temukan dan kau ingat nasehat itu, sekarang jawablah pertanyaan berikut: Mengapa nasehat tersebut kau jadikan nasehat nomor satu yang paling berpengaruh pada dirimu?
Ada seseorang yang bercerita bahwa nasehat yang paling berpengaruh dalam hidupnya ialah nasehat dari ayahnya: "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka". Jangan dianggap sebuah nasehat yang relijius dulu. Api neraka dapat bermakna "penderitaan". Jadi, tolonglah dirimu (pertama-tama) dari penderitaanmu lalu tolonglah keluargamu dari penderitaan mereka. Jika dirimu tidak bisa menyelesaikan penderitaanmu, maka bagaikan menolong orang yang tenggelam sementara dirimu tidak bisa berenang.
Keinginan
Apa yang kau inginkan? Sudah berkali-kali berdoa untuk mendapatkannya? Namun tidak pernah dikabulkan? Apakah Allah mengingkari janjinya untuk mengabulkan doa hambanya? Tidak. Waktu yang tepat perlu dibutuhkan untuk mengabulkan doamu. Seperti itu, atau... doamu kurang menggetarkan Arsy Allah. Sehingga jangan sungkan untuk meminta saudara atau sahabatmu untuk mendoakan dirimu. Kumpulan doa-doa yang tulus tersebut akan memberi pertanda bahwa dirimu memang pantas untuk mendapatkan keinginan tersebut.
disadur dari buku "Perjalanan Rasa" karya Fahd Djibran.
No comments:
Post a Comment